Articles

Diketahui Terlibat Makar oleh Hitler, Erwin Rommel Pilih Bunuh Diri

tirto.id – “Rasa putus asa Rommel semakin mendalam”. Ia adalah jenderal Jerman yag punya rasa tanggung jawab yang kuat”, tulis Stephen Ambrose dalam bukunya Citizen Soldiers (2006).

Erwin Johannes Eugen Rommel sudah puluhan tahun jadi perwira militer. Sejak 1912, dia adalah letnan dalam Resimen Infanteri Württemberg, juga di pasukan gunung Alpenkorps ketika Perang Dunia I. Rommel sohor namanya di kalangan militer Sekutu pada aksi di El Alamien sebagai panglima pasukan lapis baja Divisi Panser dan Korps Afrika pada Perang Dunia II.

Meski Jerman mulai terjepit, haram hukumnya bagi Hitler untuk mundur. Padahal, gempuran musuh begitu kuat. Sebagai perwira militer, tentu Rommel punya perhitungan. Jika mengikuti isi kepala Hitler yang nekad melanjutkan perang meski kekuatan Jerman terus rontok, Jerman bisa hancur.

Sebuah pesan dari Rommel dikirim ke Hitler lewat Gunther von Kluge pada 16 Juli 1944. Menurutnya, bahaya besar sedang menghinggapi Jerman di pantai Normandia yang dibombardir Sekutu. Kekuatan militer Jerman makin merosot di sana. Armada lapis baja Jerman sudah dihancurkan pasukan Sekutu.

“Harus diambil kesimpulan-kesimpulan politik atas situasi ini”, kalimat itu terpacak dalam dokumen yang akan ditandatangani Rommel. Rommel mengikuti saran stafnya untuk mencoret kata “politik”. Kemudian, dia menandatanganinya. Esok harinya, Rommel celaka. Pesawat tempur Inggris memberondong mobilnya. Kepala Rommel pun terluka.

Setahun sebelum peristiwa itu, pada akhir 1943, Rommel didekati Dr. Goerdeler dan Jenderal Beck. Mereka anti-Hitler. Di markas Rommel, dekat kota Paris, beberapa tokoh penting yang terlibat kudeta bisa leluasa bicara tanpa khawatir pada intaian polisi rahasia Gestapo. Komplotan itu hendak menjadikan Rommel sebagai “pucuk pimpinan seluruh Angkatan Perang Jerman atau sebagai kepala negara sementara kalau Hitler sudah dijatuhkan”, tulis P.K. Ojong dalam Perang Eropa Jilid III.

Menurut William Shirer dalam The Rise and Fall of the Third Reich (1960), di bulan Februari, Rommel bersedia ikut gerakan untuk menjungkalkan Hitler itu.

Seperti umumnya gerakan kudeta di negara modern, dukungan panglima militer berkarisma wajib hukumnya. Kehadiran panglima dari Angkatan Darat sangat sangat penting bagi komplotan. Menurut Russel Hart dalam Rommel e o 20 de Julho Bomb Plot Plot (2014), dukungan Rommel begitu diharapkan. Apalagi dia seorang marsekal medan alias jenderal bintang lima.

Ketika Rommel terluka karena serangan pesawat tempur Inggris, Kolonel Claus von Stauffenberg muncul di Sarang Serigala (markas militer tingkat tinggi) dekat Rustenberg, Prusia Timur. Itu adalah tempat Hitler rapat dengan para jenderal, mencari cara menghalau tentara Sekutu yang mulai merangsek di Pantai Normandia, daerah Perancis yang kala itu termasuk daerah pendudukan Jerman.

Stauffenberg tak lama di sana. Dia datang dan bertatap muka sekejap dengan Hitler yang kala itu dikerubuti banyak jenderal, lalu keluar lagi. Dia masuk membawa tas, tetapi pulang tanpa tas. Tas itu ditinggalkannya di bawah meja, tergeser. Tak lama setelah dia keluar dan pergi dengan mobilnya, tas yang ditaruhnya meledak.

Harapan Stauffenberg untuk membunuh Hitler meleset sedikit dari kenyataan. Adolf Hitler cantou Führer hanya patah tulang. Dalam perjalanan kabur dari Sarang Serigala, Stauffenberg yakin Hitler sudah terbunuh. Bom itu begitu dekat dengan Hitler.

Subscrever para actualizações Anular a subscrição de actualizações

Rommel frustrasi dengan sikap Hitler yang tak mau mundur dari perang meski Jerman sudah kesulitan.

Deixe uma resposta

O seu endereço de email não será publicado. Campos obrigatórios marcados com *